Wednesday, June 29, 2005

Pengemis yang tidak mau mengemis

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang dan azan sholat Jum'at sudah berkumandang..... segera kusudahi kewajiban duniawi saat itu dan bergegas menuju panggilan sang kuasa.
Beberapa langkah menuju pintu masjid kudapati seorang anak seumuran 1,5 tahun yang biasa diajak ibunya untuk mengemis didepan masjid setiap hari Jum'at tengah menangis atau tepatnya ngambek karena suatu hal yang tidak bisa ia dapati..... dan sang ibundapun bergegas menggendongnya ke tempat lain karena ia tak ingin mengganggu kami yang sedang bersama-sama mencoba mengais kasihNya.

Anak tersebut telah menggangu konsentrasiku karena mengingatkanku akan sang arjuna kecil yang entah sedang apa dirumah.
Pikiranpun melayang....apa yang membuat anak itu sedih......?
Beberapa menit kemudian...ahaaa..... mataku mulai tersudut kepada sebuah lapak tukang mainan dihalaman masjid.
Ternyata anak itu ngambek karena tidak dibelikan mainan oleh sang ibundanya.
Hmmmm... ingin rasanya aku membuang jauh-jauh perasaanku saat itu, namun perasaan seorang ayah yang melihat anak yang sedang sedih itu selalu mencuat kepermukaan dan membuat aku sangat sedih.

Selepas sholat Jum'at aku menghampiri tukang mainan itu dan membelikan satu buah mobil-mobilan untuk sang anak karena aku tahu apa yang diinginkannya tadi.
Kuhampiri sang anak dan memberikan mainan itu kepadanya... terlihat raut wajah yang merona... wajah polos yang dengan ikhlas menerima apa yang diberikan kepadanya....

Beberapa detik kemudian aku mendengar seseorang berkata-kata..... "Alhamdulillah, terima kasih banyak pak atas mainannya..."
Lebih kaget lagi saat aku menoleh ke arah suara tersebut yang notabene adalah suara sang ibunda... suara yang terindah saat itu.... suara dari hati yang paling dalam... dan saat aku menatap matanya aku tahu kalau sebenarnya pengemis itu tidak mau mengemis......

Aku yakin kalau hidupnya sangatlah berat, selain mengurus keluarganya sang ibunda harus mencari penghasilan tambahan dengan mengemis setiap hari Jum'at.... namun apa yang bisa aku perbuat....

"Semoga Allah limpahkan sedikit rizkiNya walaupun hanya untuk hari ini saja dan semoga sang anak bisa lebih baik lagi daripada generasi sebelumnya...Amin."

Maaf hanya doa saja yang bisa aku berikan pada saat ini.... entah nanti....!!!!!

Tuesday, June 28, 2005

Hebatnya Cinta

Pernahkah kamu merasakan, bahwa kamu mencintai seseorang, meski kamu tahu ia tak sendiri lagi, dan meski kamu tahu cintamu mungkin tak terbalas, tapi kamu tetap mencintainya.

Pernahkah kamu merasakan, bahwa kamu sanggup melakukan apa saja demi seseorang yang kamu cintai, meski kamu tahu ia takkan pernah peduli ataupun ia peduli dan mengerti.....tetapi ia tetap pergi.

Pernahkah kamu merasakan betapa hebatnya cinta, tersenyum kala terluka, menangis kala bahagia, bersedih kala bersama, tertawa kala berpisah.

Aku pernah, aku pernah tersenyum meski aku terluka karena aku yakin Tuhan tak menjadikannya untukku.

Aku pernah menangis kala bahagia, karena kutakut kebahagiaan cinta ini akan sirna begitu saja.

Aku pernah bersedih kala bersamanya, karena kutakut aku akan kehilangan dia suatu saat nanti, dan aku juga pernah tertawa disaat berpisah dengannya, karena sekali lagi.... cinta itu tak harus memiliki...... dan Tuhan pasti telah menyiapkan cinta yang lain untukku.

Aku tetap bisa mencintanya, meski ia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku, karena memang cinta ada didalam jiwa dan bukan berada didalam raga.

Best Regards,
-Lia Moga-

"Sebuah e-mail tertanggal 24 September 2002 @ 09:12 AM dikala sang kekasih merunut apa yang telah dilaluinya dan saya yakin saat ini ia telah bisa melalui jalan itu bersama dengan seorang teman dalam hidupnya yang akan membimbing dan menjaganya melalui itu semua....... sampai akhir hayat."

Friday, June 24, 2005

Aloo ayah....!!!

Hari ini aku mendengar suara buah hatiku dari seberang sana, dan itu sangatlah menyayat hatiku atas apa yg telah terjadi padaku saat ini.............!!!!!
Maafkan ayahmu yang harus pulang telat akhir pekan ini.
Doakan ayah sayangku agar ayah bisa mengakhiri pertempuran kali ini dengan kemenangan yang bisa memberikan kedamaian bagi kita semua.....
Memohonlah pada Allah sayangku, ayah yakin bahwa doa'mu dan doa bundamu bisa sampai ditelingaNya dan menjadikan kemenangan ini sempurna.

"Terima kasih Adli dan Bunda atas doanya, ya Allah dengarkanlah doa mereka dan berikanlah aku kekuatan untuk melalui ini semua."

Thursday, June 23, 2005

eosda: Maafkan saya Ibu

Maafkan saya Ibu


Sore menjelang malam sebelum perempatan ITC Fatmawati aku sempat tertegun sejenak dimana kudapati seorang ibu setengah baya bertubuh gemuk hampir saja terjatuh dan tergilas sebuah metromini.

Wajah yang tadinya segar bugar berubah aura menjadi wajah yang penuh dengan kesedihan... walaupun metromini itu akhirnya berhenti dan menawarkannya untuk naik, namun ditolaknya.... aku bisa melihat dan merasakan rasa takut, kesal & marah berampur menjadi satu dan berkecamuk dalam diri ibu tersebut.

Hampir saja aku melindas gelas plastik bekas minuman mineral yang digunakannya untuk mengamen, "Bu, ini gelasnya...diambil dulu nanti keburu kelindes sama kendaraan yang lainnya"
Hanya perkataan itu yang bisa aku lontarkan untuk menghibur hatinya yang duka lara dan ia pun berlalu dari pandanganku seiring dengan putaran gas sepeda motor yang mengharuskan aku cepat pulang ke rumah.

Wajahnya terus terbayang hingga malam tiba, dan akupun mulai teringat dengan sosok wanita tua yang biasa ku panggil "Ibu", seorang wanita yang sering memarahiku sewaktu aku kecil.... namun aku yakin kalau itulah tanda kepedulian beliau terhadapku, seorang wanita yang selalu bingung menyiapkan makanan untuk aku waktu aku kecil dulu karena aku dulu susah sekali makan, seorang wanita yang selalu membangunkanku dipagi hari, seorang wanita yang selalu membekali makan siang dalam porsi yang padat karena takut kalau anaknya kelaparan, seorang wanita yang selalu ngedumel kalau rumahnya terlihat kotor....namu bagiku itu adalah nyanyian dan syair terindah sepanjang hidupku.

Kini Ibu sedang lara, penyakit yang dideritanya harus dioperasi namun beliau tidak mau karena Ibu tidak mau membuat susah anak-anaknya karena biaya yang harus dikeluarkan tidaklah sedikit.... sementara saya hanya bisa membelikannya beberapa botol sari buah merah yang konon bisa mengobati berbagai macam penyakit, saya selalu berdoa semoga ada rejeki berlebih yang bisa saya gunakan untuk biaya operasi Ibu.

"Ya Allah, berikanlah kami sedikit rizki berlebih darimu dihari ini dan berikanlah selalu kesehatan serta ni'mat Iman & ni'mat Islam pada Ibu."

"Maafkan saya Ibu, saya hanya bisa meringankan sedikit beban Ibu.... semoga ini hanyalah awal dari itikad baik saya untuk selalu menjaga Ibu sampai akhir hayat memisahkan kita."